Semoga tahun-tahun mendatang, jalanmu tidak seperti nasib jagung bakar. Jagung bakar itu kasihan, sudah dipoles-poles katanya agar lebih berasa dan beraroma spesial. Kemudian jagung dibakar agar matang dan siap disantap. Tak tahunya umurnya hanya sebentar. Begitu habis manisnya, dibuang deh bongkolnya. Padahal, kadang belum habis dinikmati bulir-bulirnya. Kasihan.
Nasib Jagung Bakar: habis manis bongkol dibuang.
Masih mending kalau setelah disantap lalu ikut dibakar sebagai tambahan "kayu api." Seringkali tidak, si jagung bakar hanya jadi sampah. Ditinggal berserakan dimana-mana. Jadi, ya semoga tahun mendatang nasibmu lebih baik dari nasib jagung bakar. Hahaha.
No comments:
Post a Comment